Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

PERILAKU MENYEIMBANGKAN KEHIDUPAN DUNIA DAN AKHIRAT





Kehidupan dunia bersifat fana dan semu. Kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah mati, yakni akhirat (QS Al-An'am: 33). Sayangnya, banyak manusia yang lupa atau bahkan melupakan diri.
Mereka mengabaikan tujuan penciptaan manusia untuk beribadah kepada Allah (QS Adzdzariyat: 56).

Perkembangan zaman yang semakin maju tidak diiringi oleh peningkatan iman kepada-Nya. Geliat perekonomian yang semakin berkembang justru memalingkan perhatian manusia untuk lebih mencari harta, bahkan mendewakannya. Our God is dollar, itulah sekiranya yang mereka pahami.

Di lain sisi, terdapat sebagian kaum Muslim yang terjebak pada ibadah ritual semata dan cenderung meninggalkan perkara duniawi. Sepanjang hidupnya dihabiskan untuk beribadah dengan cara mengasingkan diri (uzlah) dari masyarakat dan berbagai cara lainnya.

Sesungguhnya, setiap Muslim hendaknya menyeimbangkan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi. Allah SWT berfirman, "Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (Alqashash: 77).

Ayat di atas merupakan nasihat Nabi Musa terhadap Qarun, seorang kaya raya pada zaman Nabi Musa. Allah telah memberinya harta yang berlimpah ruah sehingga dibutuhkan beberapa orang kuat untuk mengangkat kunci-kunci gudang hartanya (QS Alqashash: 76). Namun, kekayaannya itu malah menjauhkan dirinya dari Allah. Ia sombong seraya menyatakan bahwa kekayaannya tersebut merupakan hasil kepandaiannya. Ia menyangka bahwa Allah memberinya segala kekayaan tersebut karena Allah mengetahui bahwa dia adalah pemilik harta tersebut (QS Alqashash: 78).

Nasihat di atas berseru kepada umat manusia untuk mencari kehidupan akhirat (surga) dengan menggunakan segala nikmat yang Allah berikan, baik berupa harta, waktu luang, masa muda, kesehatan, maupun umur yang panjang.

Dunia merupakan ladang akhirat. Siapa yang menanam kebaikan akan memanen kebaikan pula. Namun, Allah juga mengingatkan untuk tidak melalaikan kehidupan duniawi, seperti makan, minum, bekerja, dan memberi nafkah keluarga.

Ibnu Umar mengungkapkan, "Bekerja keraslah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan berbuatlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu meninggal esok hari”.

Dari pernyataan diatas ,dapat kita simpulkan bahwa perilaku orang yang menyeimbangkan kehidupan di dunia adalah sebagai berikut:

1.      Selalu ingat akan kehidupan akhirat
2.      Mencari kebahagian dengan halal
3.      Selalu berbuat baik kepada sesama manusia
4.      Menjaga kelestarian lingkungan hidup
5.      Tidak melalaikan kehidupan-kehidupan duniawi seperti makan, minum, bekerja, dan memberi nafkah keluarga.
 
Dan dapat kita simpulkan bahwa perilaku-perilaku orang yang menyeimbangkan kehidupan di akhirat adalah sebagai berikut:
1
1. Selalu ingat dan peduli akan kehidupan dunia
2. Pandai membagi waktu untuk beribadah kepada Allah SWT
3. Mencari kehidupan akhirat (surga) dengan menggunakan segala nikmat yang Allah berikan, baik berupa harta, waktu luang, masa muda, kesehatan,maupun umur yang panjang
4.   Pandai bersosialisasi dengan baik kepada sesama manusia
5.   Selalu berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat,baik berupa materi dan hati nurani

3 komentar: