Jumlah istri Rasulullah yang lebih
dari 1 membawa hikmah yang sangat mendalam di masa kini yaitu semakin banyaknya
sumber-sumber ajaran Islam terutama yang berkaitan dengan fiqih wanita, karena
memang dari sanalah umumnya pelajaran Rasulullah SAW tentang wanita itu
berasal.
Seandainya Rasulullah SAW hanya beristrikan satu orang saja, maka
kajian fiqih wanita sekarang ini akan menjadi sangat sempit karena sumbernya
terbatas hanya dari satu orang. Dengan beristri sampai 11 orang, maka sumber
itu menjadi cukup banyak. Maka purnalah Islam sebagai agama yang syamil
mutakamil.
Berikut adalah nama nama dan alasan
alasan beliau memperistri :
1. Khodijah binti Khuwailid RA,ia
dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah
40 tahun. Dari pernikahnnya dengan Khodijah Rasulullah SAW memiliki sejumlah
anak laki-laki dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau
meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah,
Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain
selama Khodijah masih hidup.
2. Saudah binti Zam’ah RA, dinikahi
oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian beberapa
hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang ditinggal mati
oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.
3. Aisyah binti Abu Bakar RA,
dinikahi oleh Rasulullah SAW bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian,
setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun dan lima bulan sebelum
Hijrah. Ia dinikahi ketika berusia 6 tahun dan tinggal serumah di bulan Syawwal
6 bulan setelah hijrah pada saat usia beliau 9 tahun. Ia adalah seorang gadis
dan Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis selain Aisyah.
Dengan menikahi Aisyah, maka
hubungan beliau dengan Abu Bakar menjadi sangat kuat dan mereka memiliki ikatan
emosional yang khusus. Posisi Abu Bakar sendiri sangat pending dalam dakwah
Rasulullah SAW baik selama beliau masih hidup dan setelah wafat. Abu Bakar
adalah khalifah Rasulullah yang pertama yang di bawahnya semua bentuk
perpecahan menjadi sirna.
Selain itu Aisyah ra adalah sosok
wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang sangat tinggi dimana begitu banyak
ajaran Islam terutama masalah rumah tangga dan urusan wanita yang sumbernya
berasal dari sosok ibunda muslimin ini.
4. Hafsoh binti Umar bin Al-Khotob
RA, beliau ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian
dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya
untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob.
Dengan menikahi hafshah putri Umar,
maka hubungan emosional antara Rasulullah SAW dengan Umar menjadi sedemikian
akrab, kuat dan tak tergoyahkan. Tidak heran karena Umar memiliki pernanan
sangant penting dalam dakwah baik ketika fajar Islam baru mulai merekah maupun
saat perluasan Islam ke tiga peradaban besar dunia. Di tangan Umar, Islam
berhasil membuktikan hampir semua kabar gembira di masa Rasulullah SAW bahwa
Islam akan mengalahkan semua agama di dunia.
5. Zainab binti Khuzaimah RA, dari
Bani Hilal bin Amir bin Sho?sho?ah dan dikenal sebagai Ummul Masakin karena ia
sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan
tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun
keempat Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya
dengan Rasulullah SAW .
6. Ummu Salamah Hindun binti Abu
Umayyah RA, sebelumnya menikah dengan Abu salamah, akan tetapi suaminya
tersebut meninggal di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan menngalkan dua
anak laki-laki dan dua anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada
bulan Syawwal di tahun yang sama.
Alasan beliau menikahinya adalah
untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut.
7. Zainab binti Jahsyi bin Royab
RA, dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW.
Sebelumnya ia menikahi dengan Zaid bin Harits kemudian diceraikan oleh suaminya
tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qo?dah tahun kelima
dari Hijrah.
Pernikahan tersebut adalah atas
perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan Jahiliyah dalam hal pengangkatan
anak dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut.
8. Juwairiyah binti Al-Harits RA,
pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza?ah. Ia merupakan tawanan perang yang
sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh
Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya?ban tahun ke 6 Hijrah.
Alasan beliau menikahinya adalah
untuk menghormatinya dan meraih simpati dari kabilhnya (karena ia adalah anak
pemimpin kabilah tersebut) dan membebaskan tawanan perang.
9. Ummu Habibah Ramlah binti Abu
Sufyan RA, sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah
bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashroni dan
meninggal di sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya. Ketika
Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat
kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu
Habibah melalu raja tersebut dan dinikahkan serta dipulangkan kembali ke
Madinah bersama Surahbil bin Hasanah.
Sehingga alasan yang paling kuat
adalah untuk menghibur beliau dan memberikan sosok pengganti yang lebih baik
baginya. Serta penghargaan kepada mereka yang hijrah ke Habasyah karena mereka
sebelumnya telah mengalami siksaan dan tekanan yang berat di Mekkah.
10. Shofiyyah binti Huyay bin
Akhtob RA, dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah
SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar
tahun 7 Hijriyyah.
Pernakahan tersebut bertujuan untuk
menjaga kedudukan beliau sebagai anak dari pemuka kabilah.
11. Maimunah binti Al- Harits RA ,
saudarinya Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits. Ia adalah seorang janda yang
sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa?dah tahun 7 Hijrah pada saat
melaksanakan Umroh Qadho.
Dari kesemua wanita yang dinikahi
Rasulullah SAW, tak satupun dari mereka yang melahirkan anak hasil perkawinan
mereka dengan Rasulullah SAW, kecuali Khadijatul Kubra seperti yang disebutkan
di atas. Namun Rasulullah SAW pernah memiliki anak laki-laki selain dari
Khadijah yaitu dari seorang budak wanita yang bernama Mariah Al-Qibthiyah yang
merupakan hadiah dari Muqauqis pembesar Mesir. Anak itu bernama Ibrahim namun
meninggal saat masih kecil.
Demikianlah sekelumit data singkat para istri Rasulullah SAW yang mulia,
dimana secara khusus Rasulullah SAW diizinkan mengawini mereka dan julah mereka
lebih dari 4 orang, batas maksimal poligami dalam Islam.
Dari kesemuanya itu, umumnya
Rasulullah SAW menikahi mereka karena pertimbangan kemanusiaan dan kelancaran
urusan dakwah.
Ini nama anak" nabi dan
sejarahnya:
Hanya Khadijah binti Khuwalid dan
Mariah Al-Qabtiyya yang memberi beliau keturunan. Pernikahan Nabi Muhammad saw
dengan Khadijah dikaruniai tujuh orang anak, diantaranya tiga putra (Al Qasim,
Abdullah, dan Tayyib) yang meninggal dunia sewaktu masih kecil dan empat putri
(Zainab, Ruqayyah,Ummi Kaltsum, dan Fatimah). Sedangkan dari pernikahan beliau
dengan Mariah Al-Qabtiyya dikarunia seorang anak bernama Ibrahim yang meninggal
sewaktu masih kecil.
Dengan demikian, jumlah anak Nabi
Muhammad asaw dalah delapan orang, empat laki-laki yang kesemuanya meninggal
sewakti masih kecil, serta empat wanita. Putranya yang bernama Ibrahim hanya
hidup selama 18 bulan. Nabi saw menyaksikan ketika dia menghembuskan nafas yang
terakhir sambil meneteskan air mata, beliau berkata “mata boleh meneteskan air,
hati boleh bersedih, tapi kita tidak boleh mengucapkan kalimat yang tidak
diridhoi Allah”.
Zainab binti Muhammad adalah putrid
sulung Rasulullah saw. Zainab dipersunting oleh Abul Ash bin Rabi’. Dia memeluk
agama Islam dan ikut hijrah ke Madinah, sementara suaminya bertahan dalam
agamanya di Mekah sampai dia tertawan dalam perang Badar. Di saat itu, Nabi
Muhammad saw meminta kepadanya untuk menceraikan Zainab, lalu diceraikannya.
Setelah dia masuk Islam, Rasulullah saw menikahkan mereka kembali. Zainab binti
Muhammad wafat di tahun 8 H.
Ruqayyah dipersunting oleh Utbah
bin Abu Lahab sewaktu Jahiliah. Setelah munculnya Islam dan turunnya ayat yang
berarti “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.”
(QS. al-Lahab : 1) dia langsung dicerai oleh suaminya atas perintah Abu Lahab.
Dia memeluk Islam bersama ibunya. Kemudian dia dinikahi oleh Usman bin Affan
dan ikut bersama suaminya hijrah ke Abessina (habasyah), kemudian mereka
kembali dan menetap di Madinah dan seterusnya meninggal di kota itu pula.
Sepeninggal Ruqayyah di tahun 2 H, adiknya yang bernama Ummi Kaltsum dinikahi
oleh Usman bin Affan dan ikut berhijrah ke Madinah. Ummi Kaltsum wafat di tahun
9 H/639 M.
Putri bungsu Nabi Muhammad saw
adalah Fatimah Az-Zahra. Fatimah adalah putri kesayangan Nabi Muhammad saw.
Selain itu, ia juga merupakan seorang putri Nabi saw yang paling terkenal di
dunia Islam. Ia menghabiskan masa kanak-kanaknya di Mekah sehingga mengalami
secara langsung tekanan dan penyiksaan yang menimpa keluarganya, karena pada
masa itu Nabi Muhammad saw baru memulai perjuangannya mensyiarkan Islam.
Sedangkan masa remaja dan dewasanya, Fatimah tinggal di Madinah.
Fatimah binti Muhammad menikah
dengan Ali bin Abu Thalib. Dari pernikahannya itu, dikaruniai lima orang
keturunan, tiga putra (Hasan, Husein, dan Muhassin) dan dua putri (Ummi Kultsum
dan Zainab). Fatimah adalah seorang wanita yang pintar dan ikut pula dalam
perjuangan syiar Islam. Ia meninggal pada tahun 11 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar